hellooo...

Kamis, 12 Mei 2016

AADC2, Perahu Kertas, dan kenyataan

Sekarang lagi ramai-ramainya orang ngobrolin AADC2. Cinta sama Rangga yang sudah bertahun tahun gak ketemu akhirnya bertemu kembali. Maaf kalo ada yang belum nonton, mau bocorin sedikit isi filmnya. Rangga datang dan bertemu seharian dengan Cinta di Jogja. Pertemuan singkat mereka yang cuma satu hari membuat hati Cinta yang kala itu sudah bertunangan (sama siapa aku lupa karna lagi fokus sama si Rangga). Dan endingnya Cinta balikan sama Rangga. Hampir mirip sama cerita Perahu Kertas dimana Kugi yang sudah bertunangan sama Remi akhirnya harus putus karna di Hati Kugi cuma ada Keenan. Bedanya cuma di cara mereka putus. Cinta putus karena kemauannya, sedangkan Kugi putus karena Remi sadar dia gak pernah bisa masuk ke hati Kugi.

Entah kenapa aku suka dengan ending film seperti itu. Mungkin karna pada kehidupan nyata aku juga dipermainkan oleh hati dan keadaan. Keadaan sekitar menuntunku untuk melakukan hal yang gak sesuai dengan hati. Aku cukup terhibur dengan ending di film-film itu yang ternyata lebih baik daripada kenyataan yang aku alami. Dimana Cinta dan Kugi mendapat suport dari sahabat-sahabatnya. Dimana para sahabatnya mengerti, bahwa ada yang salah dengan hati mereka. Aku sedikit terenyuh saat Carmen, Milly, dan Maura membantu cinta untuk bertemu dengan Rangga. Aku merasa iri. Karna pada kenyataannya saat aku memilih mengikuti kata hatiku, hanya ada satu orang sahabat yang tetap ada di sampingku, memegang tanganku dan berkata 'santai, iseh ono aku kok' ('santai masih ada aku kok').

Mungkin kenyataan gak seindah ceritanya Cinta sama Kugi, tapi bukan berarti aku gak bahagia. Aku super duper bahagia kok. Mungkin sehari harinya akan berasa sepi, tapi aku menemukan dunia baru. Dan karna hal itu, aku menemukan orang-orang yang diluar dugaan mendukung dan mengerti keadaanku tanpa harus mengenalnya bertahun-tahun. Pada saat aku berjalan keluar bioskop setelah menonton AADC2, aku bercerita sedikit tentang kisahku kepada seorang teman yang kala itu menemaniku. Itu pertama kali kami jalan-jalan bersama dan hanya berdua. Aku mengingat kata-katanya pada saat itu "setiap orang berhak memilih hal yang lebih baik kok". And now i find my better life, walau aku gak memungkiri belum bisa move on dari patah hati terbesarku. Dan berharap bisa memperbaiki apa yang pernah kami rusak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar